Kamis, 03 Juni 2010

kisah merekaa....

Kisah nyata ini diambil dan diterjemah (serta diringkas) dari blog pribadi Laila Jihad. Ia adalah seorang perempuan yang berasal dari keluarga Nasrani, berdomisili di Pennsylvania. Ia bersaudara sebanyak 4 orang, namun berbeda ayah. Ketika umurnya 11 tahun, ibunya dan ayah tirinya bercerai. Dan mereka ikut tinggal bersama ayah tirinya, disebabkan faktor ekonomi yang lebih memadai. Ia mengalami masa-masa yang sulit dalam kehidupan semasa kecilnya, tetapi ia menemukan suatu kejanggalan, ia merasa aneh jika disaat berdo'a menyebut 'Jesus', bahkan sewaktu berdo'a ia memanggilNya dengan 'Ya Tuhan'. Lalu timbullah suatu keyakinan dalam dirinya. Dan dari itu semua ia belum mengenal bahkan mendengar Islam. Hingga suatu saat ia dan kakaknya pindah kembali dan tinggal bersama ibunya serta suami barunya yang memeluk Islam. Di dalam keluarga yang baru ia tinggali, ia dikenalkan dan diajarkan mengenai Islam oleh ayah tirinya. Hingga akhirnya ia memeluk agama Islam (15 Oktober 2004), beserta ibu dan kakaknya. Selang beberapa tahun berlalu, ia menemukan kedamaian dalam dirinya dengan agamanya, agama Islam. Hingga suatu ketika, ia mengisahkan ceritanya melalui blognya, --- 05 Oktober 2009 Aku tidak dapat melepaskannya.. Aku telah pindah untuk tinggal bersama kakakku dan ibuku yang non-Muslim, dan aku mulai mengenakan hijab setiap hari. Aku dilarang untuk mengenakan hijab dan mempraktekan Islam secara terbuka. Aku pun melawan. Allah tahu betapa keras aku mencoba. Bagaimanapun itu tidak cukup. Hanya satu alasan yang melarangku untuk tidak mengenakannya, dan itu adalah karena aku belum berumur 18 tahun dan bagaimanapun juga dapat membahayakanku. Walaupun ia membolehkan kakakku -yang mengingkari agama bersamanya- mengenakannya pada umur yang sama denganku. Jadi, aku melakukan penerbangan sendirian ke Dallas, Texas dari PA. Aku pergi dan mengunjungi ayah kandungku, yang baru aku temui musim kemarau ini. Aku berjalan keluar dari pintu itu, dengan menunduk mengenakan hijab putih setelah ibuku meneriaki aku dan mencoba merobeknya dari kepalaku sebanyak 2 kali, dan aku berteriak untuk mencari pertolongan polisi. Lalu di dalam perjalananku ke bandara, nenek (dari ayah tiriku) mengantarkanku. Ia juga memintaku untuk melepaskan hijab dan lalu menceramahiku selama 3 jam mengenai bagaimana penyelamatan Jesus. Satu-satunya pikiran yang keluar dari kepalaku adalah, 'Apakah ia akan meminta Mary ibu dari Jesus untuk melepaskan hijabnya?' Sesampainya di bandara, aku adalah satu-satunya Muslim yang dapat terlihat sekasat mata, dan kalian tahu apa, tidak ada yang memberiku masalah. Aku terbang dengan pesawat itu sendirian. Merupakan penerbangan pertamaku. Sesampainya di Dallas, ayah kandungku pun menyerangku dengan ceramah yang lebih banyak. Dan dengan beberapa alasan yang tidak ingin aku bahas, aku tidak memiliki pilihan lain, kecuali dengan melepaskan hijabku. Ceramahnya pun masih berlanjut. Dan setelah sampai kembali ke PA, aku menemukan kamarku sangat kosong. Semua hijabku, buku-buku Islamku, alQur'an, semuanya yang berhubungan dengan Islam telah hilang. Ibuku mengeluarkan kembali barang-barangnya yang telah ia masukkan kedalam plastik sampah sebagaiman barang-barang tersebut adalah sampah. Yang dimana, kitab-kitabnya (Injil) ditaruh di sekitar rumah. Alkoholnya di kulkas. Babinya di lemari makanan. Beberapa minggu kemudian, nenek (dari ayah tiriku) - yang mengantarkanku ke bandara - menelfonku. Ia meminta tidak hanya untuk mengganti e-mailku 'laila_habibti@yahoo.com', tetapi juga bilang bahwa agamaku tidak benar dan aku berada dalam jalan yang buruk, dan semua orang yang 'benar' menyayangiku, mengkhawatirkanku. Aku tidak merespon sebagaimana aku tidak pernah meresponnya saat ia menceramahiku, dengan mudahnya aku hanya menutup mulutku dan menunggu perbincangan ini berlalu. Dengan segera aku memutuskan hubungan telefon dengan alasan aku harus pergi. Dan tidak pernah berbincang dengannya lagi semenjak itu. Dalam pikiranku, 'Oh, kamu menyayangiku, kemana saja kamu selama 16 tahun ini. Yang kedua, betapa beraninya kamu mengatakan 'untuk suatu hal yang tidak benar' mengenai agama seseorang, dimana aku tidak berbuat apapun kecuali baik padanya.' Menghormatinya dengan benar dan agamanya, walaupun aku pikir itu tidak lebih dari 'paganism' (penyembahan berhala) dalam samaran monotheisme. Tapi apakah aku akan mengatakan itu kepadanya? Tidak. Karena aku percaya dengan hidup berdampingan secara damai. Aku percaya akan kedamaian. Aku percaya dengan kebebasan beragama tanpa paksaan. Dan semua pikiran indah itu bukanlah milikku. Itu semua adalah ajaran agamaku. Lalu, hal tersebut menghantarkanku kepada pertanyaan, 'Apakah ini caranya dia menyebarluaskan keyakinannya atau bahkan membujuk aku daripada apa yang agamanya mengajarinya?' Saat ini, aku tidak mengenakan hijab. Sekolah baru, rumah baru, serangan total terhadap identitasku, dan semua harapanku dibuang di toilet oleh keluarga kandungku. - Laila Jihad - --------------- Allah Tabarak wa Ta'ala berfirman, "Kami tiada membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya, dan pada sisi Kami ada suatu kitab yang membicarakan kebenaran, dan mereka tidak dianiaya. Tetapi hati orang-orang kafir itu dalam kesesatan dari (memahami kenyataan) ini, dan mereka banyak mengerjakan perbuatan-perbuatan (buruk) selain dari itu, mereka tetap mengerjakannya." [QS. alMu'minuun : 62-63] --------------- ---------- http://blogs.muxlim.com/Laila_Jihad/forbidden-to-wear-the-hijab/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar