Bismillah..
Ikhwah fillah,
Kisah berikut ana ambil dari http//:www.jilbab.or.id semoga bisa menjadi ibroh
buat kita semua dan agar kembali semangat untuk menghafal lagi...
*Ummu shalih, 82 tahun, penghafal Al Qur'an*
RUBRIK KELUARGA pada Majalah Ad-Dakwah selalu menghadirkan kepada para
pembacanya kisah-kisah yanq penuh keteladanan dan juga berbagai informasi
yang menyejukkan hati.
Berikut ini adalah salah satu pengalaman nyata yang dimuat dalam majalah
tersebut. Mari kita simak bersama!*
*Ummu Shalih. 82 tahun, mulai menghafal Al-Qur'an pada usianya yang ke-70.
Tamasyanya ke taman hafalan Al-Qur'an, sungguh sangat menginspirasi.
Cita-citanya yang tinggi, kesabaran, dan juga pengorbanannya patut kita
teladani.*
Inilah hasil wawancara dengan Ummu Shalih.
*Motivasi apa yang mendorong Anda untuk menghafalkan Al-Qur'an pada umur
yang setua ini?*
Sebenarnya, cita-cita saya untuk menghafal Al-Qur'an sudah tumbuh sejak
kecil. Kala itu ayah selalu mendoakanku agar menjadj hafizhah Al-Qur'an
seperti beliau dan juga seperti kakak laki-lakiku. Dari hal itulah, aku
mampu menghafal beberapa surat -kira-kira 3 juz.
Ketika usiaku menginjak 13 tahun, aku menikah. Tentu setelah itu aku
tersibukkan dengan urusan rumah dan anak-anakku. Ketika aku dikaruniai 7
(tujuh) orang anak, suamiku wafat. Karena ketujuh buah hatiku masih
kecil-kecil, maka seluruh waktuku tersita untuk mengurusi dan mendidik
mereka.
Nah, ketika mereka sudah dewasa dan berkeluarga, maka waktu ku pun kembali
luang. Dan hal yang pertama kali aku tunaikan adalah mencurahkan tenaga dan
waktuku untuk mewujudkan cita-cita agungku yang tertunda untuk menghafal
Kitabullah Azza wa Jalla.
*Bagaimana awal perjalanan Anda dalam menghafal?*
Aku mulai menghafal kembali ketika putri bungsuku masih duduk di bangku
Tsanawiyah (SMP). Dia salah satu putriku yang paling dekat denganku, dan
dia sangat mencintaiku. Sebab kakak-kakak perempuannya telah menikah dan
disibukkan dengan kehidupan baru mereka. Sedangkan, dia (putri bungsuku)
tinggal bersamaku. Dia sangat santun, jujur, dan mencintai kebaikan.
Putri bungsuku pun bercita-cita untuk menghafal Al-Qur'an-terlebih ketika
ustadzahnya menyemangati dirinya. Dari sinilah, saya dan juga putri bungsuku
menghafal Al-Qur'an, setiap hari 10 ayat.
*Bagaimana metode yang Anda gunakan untuk menghafal?*
Setiap hari, kami hanya menghafal 10 ayat saja. Pada ba'da Ashar, Kami
selalu duduk bersama. Putriku membaca ayat, kemudian aku menirukannya
hingga 3 (tiga) kali. Setelah itu putriku menerangkan makna dari ayat-ayat
yang Kami baca. Lantas membaca kembali ayat-ayat tersebut hingga 3 (tiga)
kali.
Keesokan harinya, sebelum berangkat ke sekolah putriku mengulangi ayat-ayat
tersebut untukku. Tak cukup itu saja, saya pun menggunakan tape recorder
untuk mendengar murattal Syaikh Al-Hushairi, dan aku mengulanginya hingga 3
(tiga) kali. Aku pun mendengar murattal tersebut pada sebagian besar
waktuku.
Kami menetapkan hari Jum'at, khusus untuk mengulangi kembali ayat-ayat yang
kami hafal selama satu pekan. Demikian seterusnya, saya dan putri bungsuku
selalu menghafal ayat-ayat Al-Qur'an dengan cara tersebut.
*Kapan Anda selesal menghafal seluruh Al-Qur'an?*
Kira-.kira 4,5 tahun berjalan aku sudah hafal 12 Juz dengan cara yang telah
saya sebutkan. Kemudian putriku pun menikah. Ketika suaminya mengetahui
kebiasaan kami, dia pun mengontrak sebuah rumah yang dekat dengan rumahku
untuk memberikan kesempatan kepadaku dan putriku untuk menyempurnakan
hafalan kami.
Semoga Allah membalas kebaikan menantuku dengan kebaikan yang lebih baik.
Dialah yang selalu menyemangati kami, bahkan terkadang dia menemani kami
untuk menyimak hafalan kami, menafsirkan ayat-ayat yang kami baca, dan juga
memberikan pelajaran-pelajaran berharga kepada kami.
Tiga tahun kemudian, putriku tersibukkan dengan urusan anak-anaknya dan
pekerjaan rumahnya. Sehingga tidak bisa melazimi kebiasaan yang telah kami
jalani. Putriku pun merasa khawatir hafalanku menjadi terbengkalai. Maka,
putriku pun mencarikan untukku seorang ustadzah agar dapat menemaniku
menyempurnakan hafalanku.
Dengan taufik Allah Azza Wajalla aku pun telah purna menghafalkan seluruh
Al-Qur'an. Semangat putriku pun masih membara untuk menyusulku menjadi
hafizhah Al-Qur'an. Bahkan, tidak mengendur sedikit pun.
*Cita-cita Anda sangat tinggi, dan Anda pun telah mewujudkannya. Siapakah
sosok wanita di sekitar Anda yang selalu mendukung Anda?
*
Motivasi saya telah jelas dan terang. Putri-putriku, juga para menantu
perempuanku pastinya selalu mendukungku. Walau hanya satu jam, kami sepakat
untuk mengadakan pertemuan sepekan sekali. Dalam pertemuan itu kami
menghafal beberapa surat, dan saling menyimak hafalan. Terkadang pertemuan
itu pun macet. Tetapi kemudian mereka bersepakat kembali untuk bertemu. Saya
yakin, niat mereka semua sangat baik.
Tak ketinggalan pula, cucu-cucu perempuanku yang selalu memberikan
kaset-kaset murattal Al-Qur'an. Hingga aku pun selalu memberi mereka
bermacam-macam hadiah.
Awalnya, tetangga-tetanggaku juga tidak simpatik dengan cita-citaku. Mereka
selalu mengingatkanku betapa sulitnya menghafal di usia yang daya ingatnya
telah lemah. Tetapi ketika mereka melihat kebulatan tekadku, akhirnya mereka
pun berbalik mendukung dan menyemangatiku. Ada di antara tetanggaku yang
juga ikut tersulut semangatnya untuk menghafal, dan sedikit demi sedikit
hafalannya pun mulai bertambah.
Ketika tetangga-tetanggaku mengetahui bahwa aku telah purna menghafal
seluruh Al-Qur'an, mereka pun sangat berbahagia. Hingga kulihat air mata
bahagia menetes di pipi mereka.
*Sekarang, apakah Anda merasa kesulitan untuk muraja'ah (mengulangi)
hafalan?
*
Saya selalu mendengarkan murattal Al-Qur'an, dan menirukannya. Demikian juga
ketika shalat, saya selalu membaca beberapa surat panjang. Terkadang pula
saya meminta salah seorang putriku untuk menyimak hafalanku.
*Di antara putra-putri Anda, adakah yang juga hafizh seperti Anda?
*
Tak ada satu pun dari mereka yang hafal keseluruhan Al-Qur'an. Tetapi, insya
Allah mereka selalu berusaha mencapai cita-cita menjadi hafizh. Semoga Allah
menyampaikan mereka pada hal tersebut dengan bimbingan-Nya.
*Setelah hafal Al-Qur'an, tidak terpikirkan untuk menghafal hadits?
*
Saat ini, saya telah hafal 90 hadits, dan saya tetap berkeinginan untuk
melanjutkannya, Insya Allah. Saya menghafalnya dengan mendengarkan dari
kaset. Pada setiap akhir pekan, putriku membacakan untukku 3 (tiga) hadits.
Sekarang, saya telah mencoba untuk menghafal hadits lebih banyak lagi.
*Setelah kurang lebih 12 tahun Anda disibukkan dengan menghafal Al-Qur'an,
perubahan apa yang Anda rasakan dalam kehidupan Anda?
*
Benar, saya merasakan perubahan yang mendasar dalam diri saya. Walau sebelum
menghafal-untuk Allah segala pujian-saya selalu menjaga diri untuk
senantiasa dalam ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Setelah disibukkan dengan menghafalkan Al-Qur'an, justru saya merasakan
kelapangan hati yang tak terkira, dan sirnalah seluruh kecemasan dalam
diriku. Saya pun tidak pernah menyangka akan terbebas dari perasaan khawatir
terhadap urusan-urusan yang menimpa anak-anakku.
Moral dan spiritku benar-benar terangkat. Hingga aku pun rela berpayah-payah
untuk mewujudkan kerinduanku dalam mewujudkan cita-citaku. Inilah nikmat
terbesar yang diberikan oleh Sang Khaliq Azza Wajalla kepadaku sebagai
wanita tua, suami pun telah tiada, dan juga anak-anaknya pun mulai
berkeluarga.
Di saat wanita lanjut usia lainnya terjebak dalam angan-angan dan lamunan.
Tetapi aku -segala puji hanya untuk Allah- tidak merasakan hal yang
demikian. Saya benar-benar tersibukkan dengan urusan besar yang memiliki
faedah di dunia dan akhirat.
*Ketika itu, apakah Anda tidak berpikir untuk mendaftarkan diri pada sebuah
pesantren penghafal Al-Qur'an?
*
Pernah beberapa wanita yang mengusulkan kepadaku, tapi saya adalah wanita
yang terbiasa untuk berdiam diri di dalam rumah dan jarang sekali keluar
rumah. Alhamdulillah, karena putriku telah mencukupi segalanya dan
membantuku dalam segala urusan. Sungguh, putriku benar-benar tidak ada
duanya. Aku pun telah banyak mengambil pelajaran darinya.
*Apa yang terkesan dalam diri Anda tentang putri bungsu Anda yang telah
membimbing dan mendampingi Anda?*
Putri bungsuku telah memberikan pelajaran mengagumkan dalam kebaikan dan
kedermawanan yang keduanya sulit ditemui pada zaman sekarang. Terlebih dia
mendampingiku menghafal Al-Qur'an pada usia ABG. Padahal,usia ini adalah
usia labil yang mudah terombang-ambing dan tergoda dengan keadaan yang
menjerumuskan.
Tidak seperti umumnya teman-teman seusianya, putriku memaksakan diri untuk
meluangkan waktunya untuk mendampingiku. Dia pun mengajari dan mendampinqiku
dengan tekun, sabar, dan penuh kelembutan. Suaminya pun demikian -semoga
Allah senantiasa menjaganya, selalu menolong dan telah memberikan bantuan
yang begitu banyak. Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan kepada mereka
berdua dan menyejukkan pandangan mata mereka dengan anak-anak yang shalih.
*Apa saran Anda kepada wanita yang telah lanjut usia, dan menginginkan untuk
dapat menghafalkan Al-Qur'an, tetapi terhalang oleh rasa khawatir dan merasa
tidak mampu untuk melaksanakannya?*
Saya katakan, "Jangan berputus asa terhadap cita-cita yang benar.
Teguhkanlah keinginanmu, bulatkan tekadmu, dan berdoalah kepada Allah di
setiap waktu. Kemudian, mulailah sekarang juga. Setelah umurmu berlalu dan
kau curahkan seluruhnya untuk memenuhi tanggung jawab sebagai ibu rumah
tangga, mendidik anak, dan mengurus suami. Maka sekarang saatnyalah Anda
memanjakan diri. Bukan berarti kemudian memperbanyak keluar rumah, memuaskan
diri dengan tidur, bermewah-mewah, dan banyak beristirahat. Tetapi
memanjakan diri dengan amal shalih. Hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala
kita memohon khusnul khatimah.
*Nasihat Anda terhadap para remaja?*
Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Nikmat Allah berupa kesehatan,
dan banyaknya waktu luangmu, maksimalkanlah untuk menghafal kitab Allah Azza
Wa Jalla. Inilah cahaya yang akan menyinari hatimu, hidupmu, dan kuburmu
setelah engkau mati.
Jika kalian masih memiliki ibu, bersungguh-sungguhlah dalam membimbingnya
menuju ketaatan kepada Allah. Demi Allah, tidak ada nikmat yang lebih
dicintai seorang ibu kecuali seorang anak shalih yang mau menolongnya untuk
mendekatkan diri kepada Allah Azza Wa Jalla.
(diterjemahkan dari quraan-sunna.com)
== disalin dari buku:
HAFAL AL-QUR'AN TANPA NYANTRI
penyusun: Abdud Daim Al Kahil.
penerbit: Pustaka Arafah
Cet I, Maret 2010, halaman 129-137
Powered by Sinyal Kuat Indosat from My Nokia Phone®